Senin, 27 Agustus 2007

Televisi Dan Kekhawatiran Kita

Tidak bisa kita bantah bahwa media televisi mempunyai keunggulan dibandingkan dengan media massa lain yaitu mampu menembus kotak-kotak geografis maupun sosiologis. Jenis media televisi termasuk media yang daya pervasinya (pengaruhnya) sangat kuat. Pengaruh media televisi sosiologis dan psykologis merupakan suatu kajian dan permasalahan yang saat ini menjadi kekhawatiran bagi para akhli mengenai damapak negatif televisi.
Menurut Hirsch dalam Gonzales (1988), berpendapat tentang pengaruh umur pada terkenanya media massa , yaitu bahwa kelompok-kelompok tertentu yang rentan dalam masyarakat , seperti orang-orang yang masih sangat mudah dan telah sangat tua , ialah penonton berat televisi. Sejalan dengan pendapat diatas ternyata beralasan dampak melubernya media informasi televisi karena dengan kemampuan audiovisualnya ketika ditayangkan nyaris tak terbentur hambatan apapun termasuk yang tidak melek hurup . Justru dengan kemapuan audiovisualnya itulah hambatan apapaun dapat diterobos.
Konsekuensi dari kemapunannya yang menembur kotak-kotak geografis dan sosiologis ini adalah berdampak kepada halayak pemisrsa terutama dampak culture sock terutama bagi orang-orang yang maasih sangat mudah (baca anak dan remaja), tidak jarang tayangan TV menjadi semacam referensi khususnya bagi kalangan remaja untuk memerankan dirinya dari figur imitasi yang diidentifikasikan dalam dirinya, begitu juga bagi anak-anak pengaruhnya juga cukup besar, film-film yang dikonsumsi oleh banyak anak dikhawatirkan, masyarakat , karena sifatnya yang mental imagenery yang dapat menembus anak dalam dunia fanstasi yang dikhawatirkan membentuk pola fikir yang berkembang dalam jiwa anak akhirnya terbentuk dengan perilaku yang negatif anatara lain timbul sikap-sikap aanti -sosial, arogan, super tidak tawadu , dampak negatif sepeerti ini tentunya sangat penting bagi kita sadari karena upaya pencegahan nya banyak ditentukan oleh orang yang dekat dengan anak itu senditi yatu para otang tua dan masyrakaat, memilih film dengan pakem yang seuai dengan daya nalar anak dan menjelaskan esensi dari suatu hakekat dengan cara duduk dekat dengan anak kita pada saat film ditayangkan dan menjelaskan esensi itu sesuai dddengan daya nalar anak, anak dipaandu dan dibantu daalam perburuan daya nalar sehingga dalam diri anak timbul pengkayaan ajaran-ajaran moral kebenaran hidup.
Salah satu penyebab daari timbulanya kekhawatiran masyarakat itu adalah karena ada perbedaan menyolok antara nilai-nilai yang tumbuh daan dianut dalam budaya masyarakat Timur (eastern culture). Dalam budaya Timur kebenaranlah yang kan menang bukan yang kuat yang meanang, tetapi dalam budaya masyarakat Barat (western culture) yang kuat dan berkuasalah yang akan menang dengan kelicikan-kelicikan dan teror-teror sekan-akan hukum itu sudah tidak lagi digubris, habisi dan menang.
Dampak negatif lain dari TV adalah dengan iklanya yang aduhai,wah dan spektakuler dan malah kadang-kadang bersifat underdeveloped, para penggagas iklan secara tidak sadar telah menciptakan idiom-idiom tertentu yang penekannya pada aspek perangsangan interpretaasi yang amat dangkaal tidak jarang yang jadi sasaran adalah kaum wanita dan idiom-idiom khas tubuh wanta , dampak ini juga terjdi pada iklan produk yang menggiring konsumen bersikap konsumerisme mereka khusunya menengah keatas dijangkiti penmyakit ini, kosnsep eye cathcing yang menonjolkan produk denagn embel-embel pelecehan seharusnya diganti denga konsep iklan yang lebih human interest dengan pedekatan kepada lingkungan. Bila kita kaji sebe tulnya proses komunikasi iklan berlangsung searah, dengan tahapan menarik perhatian , membangkitkan minat , merangsang keinginan, yang menciptakan keyakinan akhirnya membeli dan menggunakan produk tersebut disinilah ampuhnya iklan itu. Untuk mengatasi dampak nya sebenarnya sangat tergantung kepada konsumsen dengan mempelajari produk tersebut dari hasil penelitian Lembaga Konsumen, sayangnya di Indonesia Yayasan Lembaga Konsumen Indinesia (YLKI) ,belum berfungsi dengan baik walaupun mereka telah bekerja keras untuk itu, sepertinya YLKI menjadi 'musu' Produsen. Konsumen sebenarnya dinegara maju berhak untuk tahu semua produk dang menggugat bila mersa dirugikan.
Jadi sebetulnya dampak dari luberan dari TV yang penulus contohkan dengan film anak-anak dan iklan dapat diatasi dengan melakukan to save dari lingkungan kecil keluarga, masyrakat, dan institusi yang medukungnya, sehiangga dampak itu dapat diminimalkan, kita tidak hanya rkekakayaan dan keinginan tetapi juga berwawasan, banyak orang kaya tetapi berwawasan miskin (meminjam istilah La Rose).

Pusataka:
Gonzales, Hernando.1988. Efek Komunikasi Massa dalam Jahi, Amri ed Komunikasi massa dan Pembangunan Pedesaan dinegara-negara Dunia Ketiga. Gramedia.Jakarta.