Kamis, 28 Februari 2008

Posisi dan Kedudukan Peran HMI

Pembangunan sumber daya manusia menjadi penting dan mendesak akibat pembangunan fisik serta gelombamng globalisasi yang baergulir dengan cepat dan komplek dengna intensitas yang makin tinggi menjelang PJPT II, pergeseran tata nilai yang dianut oleh mansyarakat. Dalam struktur berdasarkan atas prinsip genealogis, maka aspek agama menjadi penting dan besar pengaruhnyua pada modernisasi. Sikap keberagaman yang merupakan bagian dari sikap bangsa Indonesia yang dienkulturisasikan oleh manusia Indonesia dalam hidup dan kehidupannya.
Fugsi lain dari agama adalah dapat mendorong dengan pengaruh yang besar dan kuat karena agama berfungsi sebagai agent of modernization. Dalam fenomena diatas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang di dirikan beberapa tahun yang lalu tepatnya tanggal 5 Februari 1947 atau 14 Rabiul Awal 1366H, oleh mahasiswa-mahasiswa yang sangat muda usia (bukan sebagaimana disebutkan Karl Maenheim The youth is the man who feels young, Munir, 1991)
Mengidentitaskan diri dan menegaskan bahwa organisai ini menghimpun mahasiswa Islam dan bersumber kepada Al-Quran dan Sunnah (pasal 3 AD HMI). Nilai Keislaman yang dipahami di HMI bukanlah secara ritual formal akan tetapi secara subtansial fungsional.
Fungsionalisasi Islam tersebut diterjemahkan dalam bentuk dilaksanakannya perkaderan secara rutin serta berkelanjutan dari diri pribadi anggotanya. Sumber bahan perkaderan berasal dari nilai Islam yang dituangka dalam pola fikir , pola tindak dan pola sikap yang terpadu antara Iman, Ilmu dan Amal (QS Al-Mujadalah 10), maka dapat diambil kesimpulan intisari bahwa sejak awal berdirinya HMI telah berperan sebagi sumber insani pembangunan bangsa.
Ada tiga alasan strategis yang menempatkan posisi HMI serta sekaligus merupakan sosial aspirasi setiap kader Himpunan , yaitu:
Pertama nilai Keislaman, Kedua Kemahasiswaan, Ketiga Kepemudaan dan KeIndonesiaan . Dengan demikian posisi HMI secara internal bisa sebagai organisasi perkaderan yang ekskulusif dan ketat yang justru dengan hasil kekaderannya tersebut mereka memiliki kepekaan tinggi terhadap denyut nadi kehidupan dan keluhan masyarakat untuk membantu masalah dan kesulitan kehidupan mereka sebagai makhluk Allah.
Para anggota yang aktif di HMI akan banyak memberikan masukan bagi kariernya, baik melalui profesi keahliannya maupun sebagai alumnus yang secara riel mereka telah banyak memenpati posisi strategis yaitu memiliki peluang untuk merekayasa perubahan ummat.
Ide Dasar Berdirinya HMI
Pada saat yang sama beberapa tahun yang lalu dikota pelajar Yogyakarta, lahir sebuah kesadaran baru dalam upaya mencapai cita-cita bangsa . Kesadaran ini tidak keluar dari pemikiran konseptual teoritis dari seoarang besar yang masyur, malainkan terbersit dari hasil perunungan kemasyarakatan yang mendalam dari seoranmg mahasiswa (bersambung)

Jumat, 01 Februari 2008

Perempuan dan Kecenderungan Global

Pada tahun 1990, Komisi perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai status wanita menemukan bahwa palaksanaan strategi jangka panjang Nairobi untuk kemajuan wanita menuju tahun 2000, yang dicetuskan tahun 1995, yang menjadi cetak biru untuk hari depan wanita disemua bidang masih ada yang tidak memadai.
Hal ini terungkap di dalam Notes for Speaker yang diterbitkan UNIC . Komisi tersebut menemukan keadaan wanita telah memburuk , terutama dinegara-negara yang sedang berkembang, dan bahwa kemunduran telah terjadi di bidang Pendidikan, lapangan kerja, dan kesehatan, dan memperingatkan jika masyarakat gagal mencapai persamaaan antara wanita dan pria (Gender), antara lain akan menyebabkan kemerosotan ekonomi dan lenyapnya pembangunan sosial , peyalagunaan sumber daya manusia dan mundurnya kemajuan masyarakat secara keseluruhan.
Kekhawatiran dan fenomena yang dirisaukan oleh Komisi PBB mengani status wanita itu menunjukkan bahwa wanita, yang dalam penegrtian perempuan , merupakan bagian intgral dalam proses pembangunan dan kehidupan manusia secara keseluruhan.