Senin, 31 Desember 2007

Teror Kehidupan

Pagi ini aku melangkah diantara bara-bara menyala, kesulitan yang luar biasa mernggelayut diantara kaki-kaki yang terlihat sedih, kepedihan dan kesengsaraan mendalam luar biasa, penderiataan yng bertubi membangun jiwa yang hampa , kengerian, teror kehidupan yang membekas beban dengan hujan diantara bulan Desember. Hujan yang mengguyur bara yang menyelimuti.

Hari-hari akhir dipenghujung tahun, tak nyaman penuh bencana dengan gerimis mengintai membasuh wajah yang hilang, tak ada lagi keriangan penuh luka batin diantara khayalan kepuasan asasi.

Bulan-nulan akhir dipenghujung tahun Gregorian, disambut baik kepedihan sedih, dingin dan gemetar, hati menjadi sesak perasaan terhempas gunung kemarahan. Adakah masih ada harapan diujung tahun ini, dingin dan hujan akan selalu menembus melupakan akhir dari pembelaan sebuah angka.

Tahun-tahun awal demi taman bulan-bulan silam, bergerak menekan kembali, meyatuhkan remah-remah roti, meyentuh kalbu dan narasi, mengejar bayang-bayang mimpi, masih adakah mimpi boleh kita bermimpi, hasrat tandus mengejar memburu waktu, tahun-tahun tenggelam dan berganti angka dan berganti cerita, suka dan duka dan sempat membentang hari-hari diujung mata.

Bogor , 31 Desember 2007 jam 06.30

Tidak ada komentar: